Sejarah Kerajaan Kalinyamat Jepara terlengkap

Sejarah Kerajaan Kalinyamat Jepara terlengkap

Kerajaan Kalinyamat adalah kerajaan yang terletak di Jepara, yang memisahkan diri dari kerajaan Demak, setelah sebelumnya merupakan bagian dari kerajaan Demak, alasan kerajaan Kalinyamat memisahkan diri dari Demak adalah ketika Sunan Prawoto dan Arya Penangsang yang memimpin di kerajaan Demak membunuh Sultan hadlirin, atas kejadian itu maka secara resmi kerajaan Kalinyamat memisahkan diri dari Kerajaan Demak.

Wilayah kerajaan Kalinyamat meliputi Jepara, Pati, Kudus, Rembang, Juwana, dan Mataram. Kerajaan ini memiliki sebuah Benteng pertahanan yang mana temboknya mengelilingi beberapa desa, seperti desa Purwogede, Kriyan, Margoyoso, Robayan, dan Bakalan, kemudian letak istana kerajaan berada di daerah Kalinyamatan.

Raja-raja Kerajaan Kalinyamat


  • Ratu Kalinyamat memimpin kerajaan selama 9 tahun dari tahun 1527-1536
  • Sultan Hadlirin memimpin kerajaan selama 10 tahun dari tahun 1536-1546
  • Ratu Kalinyamat memimpin kerajaan selama 13 tahun dari tahun 1546-1579
  • Pangeran Arya Jepara memimpin kerajaan selama 20 tahun dari tahun 1579-1599
Puncak Kejayaan Kerajaan Kalinyamat


Puncak Kejayaan Kerajaan Kalinyamat

Menurut penulis asal Portugis bernama Diegi De Couto, Ratu Kalinyamat merupakan seorang wanita yang kaya raya di Jepara, memimpin kerajaan Kalinyamat selama 22 tahun, dari sebelum kerajaan Kalinyamat memisahkan diri dari Demak sampai kerajaan ini memisahkan diri.

Baca Juga :
Kisah Ratu Kalinyamat Jepara Terlengkap

Selama memimpin kerajaan, ratu Kalinyamat mampu memperbaiki perekonomian Jepara yang mengalami kemunduran akibat perang saudara, perekonomian Jepara tumbuh karena didaerah sana didirikan sebuah pelabuhan yang menjadi pelabuhan pemberhentian sementara atau transit kapal-kapal dagang.

Di pelabuhan Jepara saat itu banyak kapal-kapal dagang yang membawa remlah-rempah dari timur seperti Maluku yang saat itu daerah tersebut menjadi penyuplai terbesar rempah-rempah bagi beberapa daerah Indonesia lainya. 

Selain kapal dagang dari Maluku, tercatat juga kapal dagang dari daerah lain yang bersandar di pelabuhan Jepara, seperti Malaka, Aceh Demak, Tegal, Semarang, Banten, Makassar dan lain-lain turut meramaikan pelabuhan tersebut.

Penghasilan kerajaan Kalinyamat yang diperoleh dari memungut upeti kapal dagang yang bersandar di pelabuhan, berhasil membuat perekonomian Jepara menjadi meningkat Pesat, bahkan kerajaan Kalinyamat berhasil membangun kekuatan militer yang hebat pada saat itu.

Kekuatan militer yang dimiliki oleh kerajaan Kalinyamat berupa sebuah armada laut, hal ini didasari oleh bentuk kerajaan sebagai kerajaan Maritim, bahkan dengan kebesaran armada laut yang dimiliki membuat kerajaan Kalinyamat disegani oleh kerajaan-kerajaan lain dinusantara, tak jarang banyak kerajaan-kerajaan lain meminta bantuan kepada kerajaan Kalinyamat dalam rangka melindungi ngerinya.

Selain kekuatan militer, kerajaan Kalinyamat dibawah kepemimpinan ratu Kalinyamat, memiliki hubungan diplomatik dengan beberapa kerajaan lain seperti Johor, Aceh, Banten, Cirebon, Ambon, dan Demak.

Masa Kemunduran Kerajaan Kalinyamat

Salah satu faktor kerajaan Kalinyamat mengalami kemunduran adalah, ketika tampuk kekuasaan dari ratu Kalinyamat diberikan kepada keponakannya yaitu Pangeran Jepara yang merupakan anak dari Sultan Hasanuddin Banten.

Dimasa kekuasaan Pangeran Jepara, terjadi penyerangan oleh Mataram ke Kalinyamat, penyerangan tersebut dipimpin oleh Panembahan Senopati, dan Jepara pun berhasil dikuasainya, bahkan ibu kota kerajaan habis diluluh lantahkan, dalam penyerangan, para keluarga istana tidak diketahui nasib dan keberadaannya, Itulah penyebab runtuhnya kerajaan Kalinyamat.

Baca Juga :
Sejarah Kerajaan Majapahit Dan Kejayaan Yang Fiktif

Penyerangan Kerajaan Kalinyamat terhadap Portugis

Sebagai pemimpin kerajaan, ratu Kalinyamat memiliki rasa benci terhadap Portugis, karena dianggap ingin menguasai monopoli perdagangan didaerah-daerah nusantara, ini lah yang menyebabkan Ratu Kalinyamat melakukan penyerangan terhadap Portugis sebanyak 2 kali.

Serangan Pertama Penyerangan Kerajaan Kalinyamat terhadap Portugis

Dalam penyerangan pertama ini, Ratu Kalinyamat mengirimkan 4000 bala tentara menggunakan 40 kapal perang dalam membantu Sultan Johor melakukan penyerangan Ke Portugis di Malaka untuk membebaskan daerah tersebut dari tangan Portugis.
Tentara kerajaan Kalinyamat tersebut bergabung dengan pasukan dari kerajaan Melayu lainya hingga terkumpul jumlah kekuatan 200 kapal perang, penyerangan tersebut dilancarkan dari arah utara dan berhasil merebut Malaka, sebelum akhirnya Portugis dapat merebutnya kembali dalam serangan balas dendamnya namun pasukan Kalinyamat masih bertahan disana.

Setelah pemimpin pasukan Kalinyamat di Malaka gugur didalam pertempuran maka Ratu pun menarik mundur pasukannya, dalam perjalanan pulang tersebut terjadi peperangan di bibir pantai yang memakan korban dari pihak pasukan Kalinyamat sebanyak 2000 pasukan, pasukan Kalinyamat yang berhasil meninggalkan Malaka dan kembali ke Jepara kurang dari 2000 pasukan.

Penyerangan Kedua Penyerangan Kerajaan Kalinyamat terhadap Portugis

Ditahun 1564, kesultanan Aceh yang dipimpin oleh Sultan Ali Riayat Syah meminta bantuan dalam penyerangan terhadap Portugis di Malaka kepada kesultanan Demak, namun sayangnya utusan dari kesultanan Aceh justru dibunuh oleh Arya Pangiri putra Sunan Prawata, yang pada saat itu memimpin Demak, alasan dibunuhnya utusan Aceh tersebut adalah kecurigaan Arya Pangiri yang mencurigai utusan tersebut hendak melakukan penipuan terhadap Demak.

Akhirnya ditahun 1567 Aceh menyerang Portugis di Malaka tampa bantuan dari Demak sehingga berhasil digagalkan oleh Portugis.

Kemudian di tahun 1573, kesultanan Aceh meminta bantuan dari Jawa, kali ini Aceh meminta bantuan kepada Ratu Kalinyamat, untuk menyerang Portugis kembali di Malaka, dalam penyerangan tersebut ratu Kalinyamat mengirimkan pasukan sebesar 15 ribu bala tentara kerajaan Kalinyamat yang diangkut dengan menggunakan 300 kapal perang dan dipimpin oleh Laksamana yang bernama Ki Demang.

Namun pengiriman pasukan tersebut mengalami keterlambatan, disaat pasukan Aceh sudah kewalahan menghadapi Portugis, pasukan Kalinyamat baru tiba di Malaka pada bulan Oktober 1574.

Pasukan kerajaan Kalinyamat yang baru tiba di Malaka tersebut langsung menembaki pertahanan Portugis di Malaka, dan sempat membangun pertahanan di sana, tetapi pertahanan para tentara Kalinyamat berhasil di tembus Portugis, dalam penyerangan tersebut sebanyak 30 kapal pasukan Kalinyamat terbakar, kemudian para pasukan mulai terdesak.

Baca Juga :
Sejarah Kerajaan Banten Terlengkap

Meskipun dalam keadaan terdesak, pasukan kerajaan Kalinyamat tetal bersiteguh untuk berperang melawan Portugis dan menolak untuk berdamai, tetapi akhirnya pasukan ini terpaksa kembali ke Kalinyamat, setelah sebanyak 6 kapal pasokan pangan yang dikirim oleh Ratu Kalinyamat berhasil direbut Portugis, hal ini membuat kondisi pasukan Kalinyamat mengalami kelemahan dan terpaksa meninggalkan Malaka dan kembali Ke Jawa.

Runtuhnya kerajaan Kalinyamat

Runtuhnya kerajaan Kalinyamat

Bermula setelah diangkatnya Pangeran Arya Jepara atau Pangeran Jepara oleh ratu Kalinyamat selaku keponakan ratu untuk menggantikan posisi ratu sebagai Pemimpin di Jepara. Padahal sebelumnya pangeran Jepara pernah terlibat dalam pemberontakan merebut tahta Banten dari tangan putra Maulana Yusuf sepeninggalnya.

Dimasa pemerintahan Pangeran Jepara terjadi penyerangan yang dilakukan oleh Mataram ke Pajang, hingga Pajang berhasil dikuasai Mataram, dan menandakan keruntuhan Kesultanan Pajang.

Setelah dua belas tahun Mataram menguasai Pajang, kemudian Mataram melakukan penyerangan ke Kalinyamat, namun akibat kokohnya benteng pertahanannya membuat pasukan Mataram mengalami kesulitan, butuh waktu 9 tahun untuk Mataram berhasil menguasai Kalinyamat, hingga mengalami kegagalan dalam Penyerangan ke Kalinyamat sebanyak 3 kali penyerangan.

Kemudian di tahun 1599 dengan kekuatan besar Mataram menyerang kembali Kalinyamat, dan berhasil Memenangkan peperangan tersebut, wajar saja karena peperangan tersebut berjalan dengan tidak seimbang jumlah dan kekuatan dari pasukan kedua belah pihak.

Kemudian setelah Mataram berhasil menduduki Jepara, maka  ibu kota kerajaan Kalinyamat di hancurkan oleh pasukan Mataram. Tidak ada yang tahu bagai mana kondisi dan nasib para keluarga kerajaan dan para pembesar, maka saat itu menandakan keruntuhan kerajaan Kalinyamat.

Nah itulah sejarah Kerajaan Kalinyamat, semoga bermanfaat dan terima kasih sudah mengunjungi blog ini