Sejarah K.H Syam'un, Biografi dan Perlawananya

Sejarah K.H Syam'un, Biografi dan Perlawananya
K.H Syam'un
K.H Syam’un diangkat menjadi pahlawan nasional ditahun 2018, beliau adalah seorang ulama sekaligus pemimpin pasukan perlawanan terhadap Jepang dan Belanda, tak main-main, kariernya dalam dunia militer membuatnya sampai pada jabatan Brigadir Jendral (Anumerta) BKR yang nantinya menjadi pasukan TNI Divisi Siliwangi.

Tetapi sayangnya nama beliau mungkin terdengar asing dikalangan Masyarakat Banten Sendiri, bahkan didalam pelajaran Sejarah disekolah-sekolah Khususnya di Banten, belum ada pelajaran Sejarah yang mempelajari sejarah perjuangan K.H Syam’un.

Mungkin disini saya akan sedikit menceritakan sejarah K.H Syam’un untuk selalu mengenang jasa Beliau terhadap bangsa dan negara ini. Berikut ini adalah :
 

Biografi K.H Syam’un


K.H. Syam'un salah satu tokoh ulama Banten yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, pangkat terakhir beliau adalah Brigadir Jendral(Anumerta) K.H Syam’un
K.H Syam’un adalah putra asli Banten, beliau dilahirkan di kampung Beji, Desa Bojonegoro, Serang Banten, gak jauh dari objek wisata religi Gunung Santri di Banten.

K.H Syam’un terkenal sebagai tokoh perjuangan dalam melawan kompeni/kolonialisme Belanda, beliau juga adalah seorang ulama yang bergerak didalam bidang Pendidikan.


K.H Syam’un lahir dari pasangan H. Alwiyan dan Hj. Hajar, dari lahir beliau sudah ditetesi dari perjuangan, darah pemberontakan terhadap kedholiman Belanda, terbukti bahwa kakek dari K.H Syam’un atau ayah dari ibunya yaitu bernama K.H  Wasid yang merupakan tokoh penting dalam pemberontakan di Cilegon tahun 1888 atau lebih dikenal dengan Geger Cilegon.

Dalam Biografinya diketahui jika beliau melanjutkan pendidikan agamanya ke jazirah Arab tepatnya di masjid Haram Mekkah, dan dilanjutkan ke Universitas Al-Azhar Cairo.

Karier K.H Syam’un

K.H Syam’un setelah kembali ketanah air, ia melihat kondisi masyarakatnya yang membutuhkan pendidikan yang lebih moderat, maka dari itu K.H Syam’un mendirikan suatu lembaga pendidikan yang bernama Al-Khairiyah, yang sekarang menjadi Perguruan Tinggi Islam Al-Khairiyah.


Dari proses dakwahnya dalam dunia pendidikan K.H Syam’un menjadi tokoh populer dan terkenal di Cilegon, terbukti dari banyaknya murid Beliau dari Al-Khairiyah maupun dari masyarakat sekitar.

Hingga akhirnya beliau memutuskan untuk bergabung menjadi tentara PETA (Pembela Tanah Air) selama bergabung di PETA, K.H Syam’un mendapatkan perhatian khusus oleh Jepang, ini karena hampir seluruh pasukan PETA adalah murid Beliau, yang gak mau diperintah Jepang dan hanya mau diperintah oleh K.H Syam’un.

Dari pengaruh K.H Syam’un terhadap tentara PETA ini, Jepang menaikkan jabatannya menjadi Dai dan Tyo atau para pemimpin Dai dan pasukan PETA di Serang. Selama dalam jabatanya tersebut K.H Syam’un justru memanfaatkan jabatanya tersebut dengan mengajak para anak buahnya untuk melakukan pemberontakan kepada Jepang.

Selepas Kemerdekaan karier K.H Syam’un didunia militer semakin gemilang, sampai ketika selepas kemerdekaan, Pemerintah pusat menyetujui pengangkatan K.H Tb. Achmad Chatib sebagai residen/gubernur Banten, dan di dalam dunia Militer diserahkan kepada K.H Syam’un untuk membentuk BKR(Badan Keamanan Rakyat) yaitu pada tanggal 2 September 1945.

Meredam Kekacauan di Banten

Diawal jabatan K.H Tb. Achmad Khatib sebagai residen Banten, terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh ce/tje Mamat, beliau adalah tokoh pimpinan pemberontakan Belanda didaerah Pandeglang.

Pemberontakan tersebut terjadi karena ke tidak setujuan Ce Mamat dengan keputusan K.H Tb. Achmad Khattib yang masih mempertahankan orang lama dalam kursi jabatan di pemerintahan Banten.

Menurutnya pemerintahan daerah Banten harus diisi oleh orang-orang baru yang tidak pernah berhubungan(Pernah Kerja) dengan Jepang maupun Belanda. Akhirnya Ce Mamat mendirikan pemerintahan tandingan pada bulan Oktober 1945 di Ciomas, ditegah ancaman agresi militer dari sekutu.


Tetapi setelah K.H Syam’un selesai membentuk BKR, beliau mendapatkan perintah untuk meredap pergerakan dari Ce Mamat, akhirnya pada bulan Januari 1946 Ce mamat berhasil dikalahkan oleh K.H Syam’un.

Selain Karier didunia Militer K.H Syam’un pernah diangkat menjadi bupati serang dengan masa jabatan dari tahun 1945-1949.

Pergerakan K.H Syam’un

Awal pergerakan K.H Syam’un adalah ketik beliau diangkat menjadi pimpinan tentara PETA di Cilegon oleh Jepang, ia memanfaatkannya dengan melakukan pemberontakan terhadap Jepang, perlawanan itu ia lakukan sampai kemerdekaan Indonesia.

Pada Tahun 1948 terjadi agresi militer dari Belanda dan sekutu, hal ini memaksa K.H Syam’un kembali lagi ke dalam Dunia Militer, ia memimpin langsung perlawanan dalam peperangan gerilya didaerah Pandeglang, yaitu di Gunung Karang sampai ke Kecamatan Cinangka adalah daerah Teritori Gerilya K.H Syam’un.

Dalam peperangan gerilya yang dipimpinnya itu, K.H Syan’un sempat tertangkap oleh Belanda dan dipenjarakan, entah bagaimana caranya tetapi beliau berhasil membebaskan diri dari penjara Belanda, hingga akhirnya beliau bergabung dengan pasukan Gerilya Gunung Sari Pandeglang. 

Kemudian tampa rasa takut dan kapok K.H Syam’un memimpin gerilya bersama dengan pemimpin pasukan lain dengan keluar masuk hutan di kawasan Pandeglang-Serang.

Wafatnya K.H Syam’un

Didalam peperangan gerilya yang dilakukan oleh K.H Syam’un, sering keluar masuk hutan hingga akhirnya beliau mengalami sakit, tetapi sakitnya itu tidak menghalangi semangatnya dalam melawan Belanda, hingga akhirnya sakit beliau semakin parah, hingga ketika beliau singgah di hutan Cacaban kp. Kamasan, kecamatan Cinangka Kab. Serang ia meninggal dunia.

K.H Syamu’un wafat ditegah perjuangannya melawan Belanda tepatnya pada 28 Februari 1949 didaerah Kemasan kab. Serang, beliau wafat dan dimakamkan disanak, terakhir beliau berpangkal Brigadir Jendral(Anumerta) K.H Syam’un .

Itulah sedikit cerita tentang K.H Syam'un semoga bermanfaat, jangan lupa share dan terimakasih sudah mengunjungi blog ini