Wikana |
wikana |
Wikana – Ada beberapa tokoh kemerdekaan bangsa Indonesia yang sudah ikut dalam memperjuangkan kemerdekaan dan ikut peran dalam usaha memajukan bangsa kita di periode penjajahan.
Namun, sebagian dari mereka tidak terpublikasikan secara baik hingga hampir dilupakan oleh angkatan muda dan bahkan dengar namanya juga beberapa generasi muda kita kemungkinan ada yang mengatakan tak pernah mendengarnya Nah, karena itu, kesempatan ini saya akan mengusung tema riwayat (biografi) singkat dari salah satunya tokoh di Indonesia yakni Wikana.
Biografi Wikana
Biografi Wikana adalah satu diantara banyak kelompok muda yang turut berperanan dalam pengasingan Soekarno-Hatta yang menghendaki supaya Soekarno-Hatta segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Wikana lahir di tanggal 16 Oktober 1914 di Sumedang, Jawa Barat. Ayahnya, Raden Haji Soelaiman, ialah seorang priayi dari Demak, Jawa Tengah.
Wikana adalah anak keempat belas dari enam belas bersaudara. Satu dari kakaknya adalah salah satu pimpinan PKI pada tahun 1920-an dan Wikana sendiri adalah kader komunis.
Perjuangan Wikana
Di tahun 1930, Wikana tergabung dengan sebuah organisasi yang dibuat oleh aktivis komunis yakni Partai Pergerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) dan dia dipercayai menjadi ketua Barisan Pemuda Gerindo.
Pada periode penjajahan Jepang, bekerja di kelompok Kaigun yang disebut Angkatan Laut Jepang. Di Kaigun, Wikana membuat Institut politik namanya “Indonesia Merdeka” sekalian menjadi pempinnya. Institut ini rajin melangsungkan pengajaran politik untuk pemuda-pemudi. Bung Karno dan Bung Hatta kerap diundang sebagai pengajar di Institut ini. Baca Juga Biografi Bung Tomo
Pada tanggal 14 Agustus 1945, sesudah informasi kekalahan Jepang (menyerah ke sekutu) karena dibomnya Hirosima dan Nagasaki (6 dan 9 Agustus 1945) menyebar luas, karena itu beberapa golongan muda melangsungkan pertemuan untuk mengulas terkait proklamasi kemerdekaan Indonesia dan memilih untuk segera memproklamirkan kemerdekaan.
Sesudah diskusi panjang itu, selanjutnya Wikana, Aidit, Subadio, dan Suroto Kunto menjumpai Bung Karno dengan Wikana sebagai juru-bicaranya. Ke Bung Karno, Wikana sampaikan hasil pertemuan, jika Bung Karno harus segera mengumumukan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 1945.
Tetapi sayang, keinginan beberapa pemuda itu ditolak oleh Bung Hatta sebagai perwakilan dari beberapa tokoh, Bung Hatta menjelaskan jika dia tidak bias melangkahi Jepang. Baca Juga Biografi Ir. Soekarno
Sebab penolakan yang dilakukan oleh beberapa tokoh, pada akhirnya Wikana dan golongan muda yang lain setuju untuk mengasingkan/menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Sesudah berunding dengan Soekarno-Hatta, pada akhirnya sukses mencapai persetujuan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Dokumen proklamasi selanjutnya dicatat di dalam rumah dinas Laksamana Maeda, seorang pimpinan Angkatan Laut Jepang. Kemungkinan banyak yang menanyakan kenapa penulisan proklamasi itu dilaksanakan di dalam rumah Laksamana Maeda yang merupakan bagian dari Jepang.
Ini kerena peranan dari Wikana yang mempunyai jaringan baik dengan Angkatan laut Jepang (sudah diterangkan pada awal tulisan ini jika Wikana bekerja di Angkatan Laut Jepang) dan dia yang minta supaya Angkatan Laut Jepang (Kaigun) itu tidak mengusik jalannya Proklamsi Kemerdekaan Indonesia. Baca Juga Biografi Sayuti Melik
Karena perjuangan golongan muda yang minta Soearno-Hatta bahkan juga ngotot untuk mengasingkan tokoh proklamator Sokerno-Hatta, pada akhirnya bangsa Indonesia bisa terlepas dari penjajahan. “Jika Harus Mati, Saya Putuskan untuk Mati Di Tanah Air” – Wikana.
Demikian rangkaian tulisan dan keterangan berkenaan salah satunya tokoh muda yang terus-terusan perjuangkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Yakni Wikana, mudah-mudahan adanya tulisan ini dapat memberi wacana untuk seluruh pembaca sekaligus. Penulis artikel ini ialah Khaeria Udluwiyah.