Masa Perjuangan Perlawanan Rakyat Maluku

Masa Perjuangan Perlawanan Rakyat Maluku

masa perjuangan rakyat maluku, perlawanan rakyat maluku, perlawanan rakyat maluku melawan belanda, perlawanan rakyat maluku masa perjuangan
Perlawanan Rakyat Maluku


Perlawanan Rakyat Maluku melawan Portugis dan VOC membuktikan bahwa bangsa kita tidak diam terhadap penjajah sekaligus menggambarkan betapa gigihnya perjuangan mereka demi mengusir bangsa asing.


Dimulai dari kedatangan bangsa Portugis, diteruskan oleh Inggris sampai pada zaman kedudukan VOC, dari masa-kemasa mereka tidak lelahnya berusaha membebasakan diri dari belenggu kolonialisme.


Ada banyak kisah heroik didalam masa perjuangan rakyat Maluku, dari sekian banyak ada satu nama yang paling mencolok jika berbicara tentang perlawanan rakyat maluku, yakni Kapitan Pattimura.


Siapa yang enggak kenal Pattimura? salah satu Pahlawan Nasional dari Maluku ini begitu terkenal, gambarnya dipajang pada lembaran uang Rp. 1000, sejarahnya diajarkan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia.


Selain Kapiitan ada lagi nama yang mencolok dari kalangan wanita yakni Martha Tiahahu, ia berjuang  bersama Pattimura dan rakyat maluku lainya.


Awal kedatangan bangsa Eropa ke Maluku cukup disambut dengan baik, masyarakat disana yang dikenal ramah terhadap orang asing, kemudian di manfaatkan oleh para orang bule ini.


Awalnya bertujuan untuk berdagang tapi lama kelamaan jadi ingin menguasai rempah-rempah dan memonopoli perdagangan.


Perlawanan Rakyat Maluku Masa Perjuangan


Perlawanan Rakyat Maluku dibagi menjadi dua masa yakni melawan Portugis dan melawan VOC, meskipun demikian namun perjuangan ini yakni sama-sama memiliki motif ekonomi(perdagangan).

Biografi Pattimura
Baik Portugis maupun VOC keduanya sama-sama mengeruk kekayaan Maluku, melakukan monopoli perdagangan dan segala hal yang dilakukan mereka bersifat menyengsarakan rakyat.


Perlawanan Rakyat maluku di bagi menjadi dua masa, kami telah merangkumnyan khusus untuk anda secara ringkas, jelas dan padat mulai dari melawan Portugis sampai VOC 


Perlawanan Rakyat Maluku Melawan Portugis


Rakyat Maluku melakukan perlawanan terhadap Portugis dimulai pada tahun 1533 dibawah pimpinan Sultan Ternate yang merasa dikhianati dalam perjanjian kerjasama yang telah di sepakati bersama.


Awalnya Portugis datang untuk berdagang, hubungan mereka dengan pribumi terjalin dengan baik namun lama kelaman mereka berubah ingin menguasai jalur perdagangan(memonopoli).


Perlawanan Rakyat Maluku dipimpin Sultan Ternate sedangkan pihak Portugis dipimpin oleh Alfonso Albuquerque, pertempuran terjadi sangat sengit namun bisa diakhiri dengan perjanjian damai.


Perlawanan Sultan Hairun


Pada tahap kemudian, Perlawanan Rakyat Maluku di teruskan pada kepemimpinan Sultan Hairun, pewaris sah dari Sultan Ternate Sebelumnya.


Masa Perjuangan ini terjadi pada tahun 1570 dikarenakan Portugis melakukan Monopoli perdagangan dan mengeruk hasil kekayaan Maluku.


Alasan Sultan Hairun Melakukan perlawanan disebabkan oleh Portugis yang melanggar perjanjian sebelumnya dan mereka melakukan monopoli pasar perdagangan rempah-rempah.


Sultan Hairun tidak terima atas perlakukan Portugis sehingga mengobarkan bendera perang, pertempuran terjadi cukup sengit.


Pihak Portugis menang dalam segi persenjataan mereka yang sudah modern pada saat itu, sedangkan rakyat maluku menang dalam segi jumlah, maka dari itu kedua pihak cukup seimbang.


Namun pada akhir peperangan dimenangkan oleh Portugis sebab Sultan Hairun selaku pemimpin berhasil ditangkap dan di eksekusi di Benteng Duurstede milik bangsa Portugis.


Perlawanan Sultan Babullah


Setelah berakhirnya masa kepemimpinan Sultan Hairun akibat dieksekusi Portugis maka perlawanan rakyat Maluku selanjutnya diteruskan oleh Sultan Babullah.

Perjuangan Pahlawan Dalam Meraih Kemerdekaan
Masa perjuangan ini terjadi pada tahun 1570, pertempuran terjadi sangat sengit, rakyat Maluku sangat gigih melancarkan serangan sehingga usaha mereka berhasil membuat Portugis terdesak dan kalah.


Kecerdikan dan trategi dari Sultan Babullah berhak kendapatkan apresiasi, dengan taknik peperangan yang diterapkanya dapat membawa rakyat maluku mendapatkan kemenangan.


Strategi yang diterapkan Sultan Babullah adalah dengan cara menyerang dan mengepung Benyeng Duurstede yang menjadi titik pertahanan Bangsa Portugis.


Setelah berhasil di jebol maka pasukan Portugis menjadi kalangkabut dan kocar-kacir sehingga memaksa mereka pergi ke Ambon untuk mengamankan diri.


Perlawanan Rakyat Maluku Melawan Belanda (VOC)


Priode kedua dari Masa Perjuangan Perlawanan Rakyat Maluku adalah melawan VOC, yang merupakan perusahaan dagang raksasa dari Belanda.


Sama halnya seperti Portugis, pertama kali VOC datang ke tanah Maluku, mereka menjalin hubungan baik dengan pribumi khususnya dalam masalah perdagangan. namun seiring berjalanya waktu hubungan keduanya retak.


Setelah Rakyat Maluku dibawah pimpinan Sultan Babullah dapat mengusir Portugis kini datang lah VOC, namun tidak lama datang pula Inggris dan memgambil alih wilayah Maluku.


Dimasa ini tidak terjadi perlawanan, disebabkan masyarakat percaya bahwa Inggris melindungi Maluku dari serangan bangsa asing.


Inggris meninggalkan Maluku dan memberikan kekuasaanya kepada VOC, ditandai dengan  Traktak London(perjanjian) yang mengandung Undang-undang dan harus di jalankan/ditaati.


Merasa VOC telah berbuat seenaknya apalgi dengan memonopoli perdagangan dan Mengblokade pelayaran Holgi.


Dalam Perlawanan Rakyat Maluku melawan Belanda ini muncul satu nama tokoh besar, yakni Kapitan Pattimura, ia diangkat menjadi pemimpin perjuangan oleh para raja dan pembesar Maluku lainya.


Pattimura dianggap mampu memimpin Perlawanan sebab ia adalah mantan serdadu Inggris di Ambon, memiliki pengalaman tempur yang baik dan mempunyai aura wibawa sebagai pemimpin.


Dibawah kepemimpinan Pattimura, dapat memberikan perlawanan yang cukup merepotkan Belanda, hampir saja rakyat maluku bisa memenangkan peperangan namun dengan bala bantuan yang didatangakan dari Batavia, Belanda berhasil membalikan keadaan.


Strategi yang digunakan Kapitan Pattimura adalah dengan menerapkan perang grilya, dan sangat merepotkan VOC dibawah pimpjnan Van Der Bergh.


Bala Bantuan yang datang ini ternyata berasal dari pasukan Belanda yang sudah sangat terlatih dan teruji mampu menghalau perlawnaan diberbagai daerah lainya.


Gerakan pasukan VOC ini berhasil mendesak Pattimura dan bahkan bisa menangkapnya, sang pemimpin perlawanan rakyat Maluku itu dibawa ke Benteng Victoria.

Latar Belakang Terjadinya Perang Padri
Pattimura dijatuhi hukuman gantung, dan di eksekusi didepan Benteng Victoria dihadapan masyarakat Maluku, peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Desember 1817.


Sejak kejadian itu, membuat masyarakat Maluku kehilangan semangat, mereka merasa hampir tidak ada lagi harapan untuk kemenangan.


Tetapi tidak sedikit dari mereka yang meneruskan perjuangan, diantara tokoh-tokohnya adalah Johannes Matulessi, Athonie Rhebok, Lucas Latumahina, Thomas Pattiweal, Martha Tiahahu.


Martha Tiahahu adalah salah satu perempuan yang menjadi Pahlawan Nasional dari Maluku, ia berjuang mulai pada masa Pattimura sampai setelah beliau meninggal, Martha masih tetap melancarkan perlawanan.


Dari ringkasan Masa Perjuangan Perlawanan Rakyat Maluku ini dapat kita ambil hikmah pelajaranya. Nenek moyang kita dulu sangat bersemangat tanpa lelah melawan dan mengusir Penjajah.


Sikap semacam itu menggambarkan besarnya rasa nasionalis, cinta tanah air mempertahankan tanah kelahirnya dari para bangsa asing perusak.