Jejak Sejarah Rel Kereta Api Bayah-Saketi

Jejak Sejarah Rel Kereta Api Bayah-Saketi
Sisa-sisa Jalur Rel Kereta Api

Jalur rel Kereta Api Bayah – Saketi adalah salah satu saksi bisu sejarah kelam Romusha di Bayah, banyak korban yang berjatuhan akibat pembangunan ini, bahkan sampai sekarang bekas – bekas rel kereta ini masih bisa kita temui dari Bayah sampai daerah Saketi.

Nah, kali ini kita akan mencoba membahas

Jejak sejarah rel kereta api Bayah – Saketi

Sebelum kepembahasan ada baiknya jika anda mengetahui lebih lanjut mengenai Tambang batu bara Jepang di daerah Bayah terlebih dahuku, silahkan anda terlebih dahulu mengunjungi Sejarah Kelam Romusha Tambang Batu Bara Di Bayah

Latar Belakang Pembangunan Rel Kereta


Jalur Kereta Api Bayah-Saketi dibangun pada tahun 1942 berada di atas tanah hutan, sawah dan makam yang dibongkar milik warga, hal tersebut dilakukan untuk kelancaran pembangunan perkereta api.

Jalur kereta api Saketi–Bayah dibangun pada masa penjajahan Jepang bertujuan untuk mengangkut batu bara dari Bayah karena di sana terdapat tambang batu bara, untuk memasok keperluan perang di Asia Pasifik menghadapi sekutu.

Pembangunan Rel Kereta Api Bayah – Saketi


Pada awalnya jalur kereta api Bayah – Saketi ini pembangunanya direncanakan pada bulan Juli tahun 1942 tetapi mengalami beberapa kendala yang mengakibatkan Jepang mengundur Jadwal pembangunan Kereta api Bayah-Saketi pada bulan Januari tahun 1943. Pembangunan Jalur rel kereta api ini di mulai dengan menentukan lahan, menyiapkan bahan-bahan material dan para pekerja.

Baca Juga : Jejak Keganasan Laskar Bambu Runcing Di Banten Selatan

Jalur rel kereta api Bayah – Saketi ini di bangun dari Saketi menuju Bayah, rel-rel kereta api ini di bangun sebagian besar mengunakan bahan – bahan bekas rel kereta lori dari pabrik gula di Jawa yang sudah tutup dan juga berasal dari jalur kereta api Pasuruan yang di bongkar Jepang.

Jalur rel Kereta Api Bayah – Saketi ini pembangunanya dapat rampung  dan di resmikan tanggal 1 April tahun 1944 dalam pengamatan tentara Jepang. Jalur kereta api ini di oprasikan oleh Jepang untuk mengangkut batu bara menuju saketi yang mana nantinya akan di pasok ke beberapa wilayah taklukan Jepang lainya untuk mendukung perang Asia Pasifik menghadapi sekutu.

Baca Juga :
Sejarah Lengkap K.H Tb Ahmad Khatib Al-Bantani

Setiap harinya pasokan batu bara dari bayah dapat di kirim ke saketi sekitar 300 ton batu batubata per harinya, namun hanya lebih satu tahun setelah kemerdekaan Indonesia Jalur rel kereta api Bayah – Saketi di ambil alih dan di operasikan oleh Pt Djawatan Kereta Api Republik Indonesia yang nantinya akan berganti menjadi Pt Kereta Api Indonesia (KAI).

Namun akhirnya jalur kereta api jnj di tutup pada tahun 1951 di karenakan biaya oprasi yang mahal sedangkan pemasukan yang sedikit, kemudian setelah di tutup jalur kereta apai ini di bongkar pada 5 Desember 1960.

Baca juga : Masuknya Islam di Banten Pada Abad Ke 10

Memakan Korban dari 

Di masa pembangunan jalur kereta api Bayah – Saketi ini setidaknya Jepang memperkerjakan Puluhan ribu Romusha dari beberbagai daerah di Pulau Jawa, dominasi Romusha berasal dari Jawa Tengah yaitu sekitar 60.000 orang yang di paksa oleh Jepang menjadi Romusha.


Jalur rel kereta api Bayah – Saketi pembangunanya memakan banyak korban, puluhan ribu Romusha menjadi korban, mereka meninggal karena kelaparan dan sakit , para romusha di bayar 40 sen sebagai upah mereka perhari, mereka hanya dapat membeli satu pisang dari hasil upah kerja mereka.

Selain membangun jalur kereta api Jepang juga memperkerjakan paksa para Romusha untuk menambang batu bara di Bayah, banyak korban berjatuhan juga di sana.

Itulah sedikit cerita sejarah Jalur Kereta Api Bayah – Saketi yang memakan banyak korban, jangan lupa share dan terimakasih sudah mengunjungi blog ini