Pelabuhan Sunda Kalapa Sebagai Zona Ekonomi

Pelabuhan Sunda Kalapa Sebagai Zona Ekonomi
Lukisan Pelabuhan Sunda Kalapa

Pelabuhan Sunda Kelapa adalah salah satu pelabuhan tua dan  pelabuhan besar di Pulau Jawa, pelabuhan ini sangat penting keberadaannya bagi kerajaan Sunda atau Pajajaran, sebab kerajaan tersebut memiliki akses perdagangan yang cukup besar di pelabuhan tersebut.

Pelabuhan Sunda Kalapa, di perkirakan sudah ada sejak abad ke 5, namun pelabuhan ini mulai dikenal dunia internasional pada abad ke 12, banyak yang menyebutkan bahwa pelabuhan ini adalah milik kerajaan sunda.

Namun ada beberapa sejarawan menyebutkan bahwa Pelabuhan Sunda Kalapa merupakan zona ekonomi yang dikuasai oleh orang yang disebut sebagai Syahbandar, jadi bukan milik kerajaan Sunda atau kerajaan manapun.

Dalam catatan Tome Pires, seorang penulis asal Portugis yang datang ke Sunda Kalapa pada tahun 1513, ia menyebutkan bahwa ketika ia datang ke sunda kalapa sudah berdiri 3000 rumah dan beberapa bangunan megah lainya.

Untuk ukuran di zaman tersebut bisa dikatakan bahwa sunda kalapa telah menjadi kota modern.Wajar saja jika Sunda Kalapa telah menjadi kota besar dan modern dizamanya, sebab zona ekonomi tersebut telah menjadi pelabuhan internasional yang banyak disinggahi oleh para pedagang dari berbagai wilayah di nusantara maupun Eropa dan Cina.

Pelabuhan Sunda Kalapa, keberadaanya menjadi sangat penting bagi Kerajaan Sunda, sebab Kerajaan ini memiliki tambang emas yang berada di Cikotok dan sekitarnya, kemudian kebun kopi dan lada, dan untuk menjual barang-barang tersebut tempat yang paling pas dan dekat adalah pelabuhan Sunda Kalapa, hal ini akur dengan yang dikatakan Tome Pires, bahwa sektor perdagangan yang paling sibuk di Sunda Kalapa adalah perdagangan Lada.

Letak Pelabuhan Sunda Kalapa

Pada awalnya sekitar abad 12 letak pelabuhan sunda kalapa berada di muara kali adem yang membelah Kampung Kapuk dan Pluit Muara Angke. Selama delapan abad pelabuhan ini telah menjadi tulang punggu ekonomi di wilayah tersebut, pelabuhan ini terletak di sisi sebelah timur dan berfungsi dari abad ke 8 M, seperti yang termuat didalam catatan laporan dari thiongkok.

Baca Juga : 

Kemudian menurut catatan dari Tiongkok dan Portugis, Pelabuhan di Muara Kali Adem ini terjadi banjir rob di awal abad 15 M, yang meluluh lantahkan bangunan di sekitarnya, barulah kemudian pelabuhan di pindahkan ke Kali Besar yang mana pembangunanya dari 1521 sampai selesai tahun 1540.

Pembangunan Pelabuhan Sunda Kalapa II

Sejak terjadinya rob di Muara Kali Adem, maka pelabuhan di pindahkan ke Kali Besar, pembangunan pelabuhan di kali besar, dimulai pada tahun 1521, atas kerjasama kerajaan Sunda dengan Portugis di Malaka.

Kerjasama tersebut termuat dalam sebuah Naskah perjanjian atau yang lebih dikenal sebagai Padrao, yang mana ada 3 pihak yang terlibat didalam perjanjian tersebut diantaranya yakni Kerajaan Sunda diwakili oleh syamian utusan Prabu Siliwangi, Syahbandar Sunda Kalapa yang diwakili oleh Wa Item, dan Portugis diwakili oleh Enrique Leme, dan Kerjasama tersebut ditandai dengan pembangunan tugu Padrao.

Selain membangun pelabuhan, didalam perjanjian tersebut, Portugis juga membangun gerbang kota di Kerajaan Sunda dengan imbalan 100 karung lada, Dengan kata lain, Portugis di Sunda Kalapa hanya berperan sebagai Investor dan berdagang, sebab perjanjian tersebut merupakan perjanjian investasi, bukan perjanjian kerja sama militer.

Syahbandar Sunda Kalapa

Seperti yang sudah saya katakan di awal bahwa beberapa sejarawan menyebut Pelabuhan Sunda Kalapa sebagai Zona Ekonomi, yang di pimpin oleh Syahbandar, seperti halnya pelabuhan-pelabuhan lainya yang di kuasai oleh Syahbandar.

Siapa Syahbandar Sunda Kalapa?

Didalam lithografy yang dibuat semasa oleh orang inggris yang berjudul Xabandar, tercatat bahwa xabandar sunda kalapa di angkat oleh raja Sunda, yang bertugas untuk mengurusi pelabuhan baik secara administratif maupun eksekutif. Xabandar yang menandatangi perjanjian dengan portugis dalam pembangunan Sunda Kalapa tersebut bernama Syahbandar Wa, Atau masyarakat mengenalnya sebagai Wa Item.

Wa Item adalah nama julukan sedangkan untuk nama aslinya tidak diketahui, kemungkinan besar dari lithografy, busana yang ia kenakan seperti orang melayu dari malaka, yang pasti ia adalah syahbabdar yang diangkat oleh raja sunda.

Itulah sejarah pembangunan Sunda Kalapa, zona ekonomi yang menjadi kota besar dizamanya, jangan lupa share dan terimakasih sudah membaca artikel ini.