Keturunan Sunan Ampel Yang Sebenarnya

Keturunan Sunan Ampel Yang Sebenarnya
Lukisan Sunan Ampel


Sunan Ampel bernama Sunan Rahmat beliau berasal dari Campa, dan menjadi salah satu dari daftar Wali Songo (9 Wali), dan dijuluki sebagai gurunya para wali. Banyak jasa-jasa beliau dalam dakwah Islam, diantara-nya membangun pesantren, ikut merencanakan berdirinya Kesultanan Demak dan masih banyak lainya.


Sejarah Sunan Ampel ada di berbagai banyak buku, dan sering menjadi materi pelajaran di Sekolah Dasar, SMP, dan SMA, jika anda ingin membeli buku tentang sejarah Sunan Ampel, mudah sekali mendapatkannya, bisa lewat toko online maupun offline.


Biografi Sunan Ampel


Raden Rahmat dilahirkan kira-kira dalam tahun 1401 M. di Campa, sebagai putra dari raja Campa. Mengenai nama Campa ini berselisih para ahli sejarah. Kalau menurut Encyclopedia Van Nederlandesh Indie, Campa ini suatu negeri kecil yang terletak di Kamboja (Indo Cina).  tetapi Rafles, mengatakan jika Campa itu bukan berada di Kamboja, melainkan terletak di Aceh (Sumatera) yang kemudian daerah itu sekarang bernama: Jeumpa. 

Subang Larang Bukan Istri Prabu Siliwangi

Hal ini besar kemungkinan, mengingat bahwa Aceh dalam sejarah terkenal sebagai daerah pertama di Indonesia yang memeluk agama Islam. Menurut salah satu riwayat mengatakan, bahwa ayah  Sunan Ampel adalah Syekh Ibrahim Asmarakandi yang kemungkinan berasal dari Campa dan menjadi raja di sana, kemudian beliau wafat pada tahun 1425 M, dan makamnya terletak di Tuban.


Istri Sunan Ampel


Sunan Ampel kemudian menikahi putri Tuban yang bernama Nyai Ageng Manila, dari perkawinannya ini beliau memperoleh 2 orang putra dan 2 orang putri diantara-nya:

  • Putri Nyai Ageng Maloka. 
  • Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang)
  • Syarifuddin (Sunan Drajat)
  • Putri Istri Sunan Kalijaga.
  • Murid Sunan Ampel


Sunan Ampel, Atau dikenal juga sebagai Raden Rahmat, ia merupakan  salah seorang wali yang telah ikut pula menyebarkan agama Islam di Indonesia khususnya di Pulau Jawa. 


Untuk memulai dakwahnya, maka Raden Rahmat mendirikan pondok pesantren di Ampel Denta dekat Surabaya. Di tempat inilah para pemuda-pemuda Islam dididik ilmu agama dan dicetak sebagai penerus ulama melanjutkan dakwah, untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh Pulau Jawa bahkan sampai masuk ke pelosok-pelosok daerah.

Metode Dakwah Sunan Kalijaga 
Sebagai mana diketahui bahwa salah satu murid beliau sebagai berikut :
  • Raden Paku atau yang lebih dikenal sebagai Sunan Giri
  • Raden Fatah yang menjadi Sultan Pertama di Kerajaan Islam pertama di Jawa yakni Demak.
  • Raden Makdum Ibrahim (putra beliau sendiri) yang kemudian dikenal sebagai Sunan Bonang
  • Syarifuddin yang nanti dikenal sebagai Sunan Drajat (putra beliau sendiri)
  • Maulana Ishak yang menyebarkan Islam di Blambangan

Selain nama-nama tadi masih banyak murid beliau yang menjadi tokoh besar dalam dunia Islam.


Perjuangan Sunan Ampel


Kita semua tahu bahwa Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik adalah Wali Songo Paling tertua, beliau yang pertama berdakwah di Jawa diantara para wali lainya, kemudian dakwah beliau di lanjutkan oleh Sunan Ampel, beliau menjadi penyambung dalam meneruskan cita-cita serta perjuangan dakwah Sunan Gresik.

Sejarah Perjuangan Pattimura
Sunan Ampel diketahui sebagai otak di balik rencana berdirinya Kerajaan Islam Pertama di Jawa yakni Kesultanan Demak dengan menunjuk muridnya yakni Raden Fatah sebagai Sultan pertama, sebab beliau ini adalah keturunan dari Brawijaya raja terakhir Majapahit. Ini lah salah satu jasa besar beliau semasa hidupnya.


Selain ikut andil dalam berdirinya Kesultanan Demak, beliau juga terlibat di dalam pembangunan Masjid Agung Demak yang dibangun sekitar tahun 1479, dan beliau menjadi Pimpinan Para Walisongo, kemudian setelah wafat digantikan oleh Sunan Giri.


Pada waktu kerajaan Islam Demak berdiri, Sunan Ampel juga yang mengangkat serta menetapkan R. Patah yang berkuasa di desa Glagah Wangi yang kemudian berganti nama menjadi Bintoro Demak, sebagai Sultan pertama dia bergelar: SULTAN ALAM AKBAR AL FATAH. Adapun kota Demak letaknya di sebelah selatan kota Kudus, jaraknya kurang lebih 25 Km.


Sunan Ampel adalah salah satu wali yang sangat berhati-hati dalam penggunaan metode dakwah seperti mencampurkan budaya Jawa dengan syariat, beliau tidak pernah menggunakan gamelan, wayang, dll sebagai media dakwah.

Pengasingan Tuanku Imam Bonjol

Kita bisa ketahui pendapat Sunan Ampel di berbagai masalah kepercayaan dan adat istiadat masyarakat dengan melihat hasil dari permusyawaratan para Wali Songo. Waktu itu salah seorang dari mereka yakni Sunan Kalijaga berpendapat mengenai adat istiadat Jawa seperti sesajen dimasukkan atau di akulturasikan dengan Syariat Islam, maka beliau bertanya:

"Apakah tidak mengkhawatirkan dikemudian hari? Bahwa adat istiadat dan upacara-upacara lama itu nanti akan dianggap sebagai ajaran Islam, sebab kalau demikian nanti apakah hal ini tidak akan menjadikan bid'ah?".

Pertanyaan Sunan Ampel ini disanggah oleh Sunan Kudus, dan lebih setuju dengan pendapat Sunan Kalijaga, karena menurut beliau ajaran Budha ada yang mirip dengan ajaran Islam seperti yang kaya harus menolong yang miskin, yang kuat menolong yang lemah dan lain-lain.
“Adapun mengenai kekhawatiran Tuan, saya mempunyai keyakinan bahwa di kemudian hari akan ada orang Islam yang akan menyempurnakannya"ucap Sunan Kudus”

Silsilah Sunan Ampel


Didalam diri beliau mengalir darah Arab, Campa, Pasai dan China, Ayah Sunan Ampel menikahi seorang putri dari Campa yang bernama Chandravati, adapun Ayah Syekh Ibrohim atau Kakeknya bernama Syekh Jalaluddin Syah Jalal, beliau adalah seorang ulama timur tengah dengan lebih dikenal sebagai Syekh Jumadi Kubro.


Kemudian Kakek Sunan Ampel menikahi puti Kesultanan Samudra Pasai bernama Putri Rahmawati, dari sini lah asal darah Pasai, sedangkan darah keturunan Arab ia dapatkan dari ayahnya dan, darah Campa dari Ibunya yang merupakan puti Raja Campa bernama Ngaut Klaung Vijaya. Sedangkan darah China mengalir dari Kakek Ibunya yang merupakan raja Kauthara bernama Bong Tak Keng.

Bentuk-bentuk Perlawanan Pangeran Diponegoro

Silsilah Sunan Ampel dari ayah (Arab)


Berikut ini adalah silsilahnya yang kami dapat didalam buku babat tanah Jawa:


  • Sayyid Ali Rahmat (Sunan Ampel) bin
  • Syekh Ibrahim al-Akbar (Syekh Ibrahim as-Samarqand) bin
  • Syekh Jamaluddin Syah Jalal (Syekh Jumadil Kubra) bin
  • Syekh Ahmad Syah Jalal (Gubernur Kasultanan Delhi, India) bin
  • Syekh Abdullah bin
  • Syekh Alawi Amal al Faqih bin
  • Syekh Muhammad Syahib Mirbath bin
  • Syekh Ali Khali' Hasan bin
  • Syekh Alawi bin
  • Syekh Muhammad bin
  • Syekh Ubaidillah bin
  • Syekh Ahmad Muhajirullah bin
  • Syekh Syekh Isa al-Rumi bin
  • Syekh Muhammad Naqib bin
  • Syekh Ali al Uraidhi bin
  • Syekh Jafar ash-Shadiq bin
  • Syekh Muhammad al Baqir bin
  • Syekh Ali Zainal Abidin bin
  • Syekh Al-Hussein bin
  • Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidatina Fatimah binti
  • Nabi Muhammad SAW.


Dilihat dari silsilah ayahnya maka nasab Sunan Ampel menembus sampai ke Rasullah, sedangkan jika dilihat nasab dari ibunya maka akan tembus ke raja-raja Champa dan Bangsawan China.


Metode Dakwah Sunan Ampel


Sebagai seorang yang bergelar Gurunya Para Wali, tentu gelar tersebut tidak asal, Sunan Ampel mendirikan Pondok Pesantren di Ampel Denta, dipesantren ini banyak murid beliau yang berasal dari berbagai daerah dan kelak menjadi penerus dakwah beliau.


Dengan menggunakan pondok pesantren sebagai media dakwah, beliau berhasil mencetak para ulama besar yang kelak ada yang menjadi wali songo, ada pula yang menyebarkan Islam di luar jawa dan bahkan ada yang menjadi Sultan seperti Raden Fatah.


Itulah sejarah mengenai Sunan Ampel, artikel ini cukup singkat karena memang meskipun banyak buku yang menceritakan beliau namun isinya sedikit, dan yang dibahas itu lagi, itu lagi. Jadi mohon maaf atas kekuranganya.