Sie Kok Liong : Biografi Lengkap

Sie Kok Liong

Sie Kok Liong
Sie Kok Liong


Sie Kok Liong - Peranan warga keturunan Tionghoa dalam kemerdekaan Indonesia memang tidak banyak disebut, baik dalam buku-buku sejarah perjuangan bangsa maupun ulasan di grub-grub sejarah media sosial, bahkan jasa meraka dalam pergerakan tendensius diabaikan dan di samarkan.


Kita yang jarang membaca buku sejarah pergerakan akan merasa asing dengan nama-nama Tionghoa seperti Sie Kok Liong yang ternyata mengambil andil dalam pergerakan nasional, kita sama-sama tahu bahwa banyak suku dan etnis di Indonesia bersama-sama berjuang demi terlepas dari penjajahan.


Setelah sebelumnya kita membahas tentang sejarah hidup Ki Sarmidi Mangunsarkoro sekarang kita ulas riwayat Sie.


Biografi Sie Kok Liong


Sie Kok Liong adalah orang yang terbilang tertutup mengenai informasi tentang dirinya, jadi sulit menemukan identitas dirinya, meskipun demikian beliau tetaplah memiliki peran penting dan termasuk Tokoh Sumpah Pemuda.


Mengenai Biodata Sie Kok Liong akan saya update jika ada informasi baru tentang beliau, jadi mohon maaf jika masih kurang pembahasanya.


Peran Sie Kok Liong


Sie Kok Liong memiliki peran penting dalam gerakan Sumpah Pemuda, namun pemuda keturunan Tionghoa ini hampir terlupakan dalam catatan sejarah Indonesia, beliau pemilik rumah di Gedung Kramat 106 Jakarta, untuk dijadikan tempat Kongres Pemuda II.


Dalam kondisi Indonesia dijajah dimana setiap gerakan dan langkah orang yang dianggap prontal terhadap pemerintah Hindia Belanda diawasi secara ketat, Sie justru bersedia memfasilitasi kediamanya sebagai tempat Kongres para pemuda.


Sie juga menyediakan tempat tinggal untuk para pejuang seperti, Moh Yamin, Aboe Hanifah, A.K. Gani. Assat dt Moeda, Amir Syarifudin dan Moh. Tamzil pernah mendiami tempat tersebut.


Menurut Edidie Kusima (Ketua Umum Suara Kebangsaan Tionghoa Indonesia) adalam sebuah artikelnya yang berjudul Samar Bapak Kos Dokter Politik dari Timur ia menulis : "Perlu keberanian luar biasa untuk menyediakan tempat buat kelompok pergerakan pada masa itu".


Dikutip dari sebuah buku berjudul Bunga Rampai, 50 Tahun Soempah Pemoeda, kediaman Sie Kok Liong dengan luas 406 meter persegi telah disewakan untuk anggota Jong Java, dikarenakan kontrakan di Kwitang dianggap terlalu kecil dan sempit sehingga tidak dapat menampung anggota dan kegiatan diskusi politik serta latihan kesenian. gedung ini disebut Langen Siswo oleh para anggota Jong Java dan pemuda lainya.


Selama ini tidak ada catatan sejarah mendetai tentang tokoh Sie Kok Liong, padahal satu kehormatam baginya yang gagah berani menyediakan tempat bagi para pemuda pergerakan dan bahkan dijadikan markas meraka, sampai akhirnya diselenggarakan Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda 1928.


Sie menyewakan rumahnya untuk dijadikan kos dengan harga 12,5 gulden atau setara 40 liter beras untuk satu kamarnya, yang mana kebanyakan penghuninya adalaj mahasiswa Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (Stovia).


Selain itu beliau juga mengajak 4 temanya yang sama-sama pemuda keturunan Tionghoa untuk ikut serta dalam gerakan Sumpah Pemuda, diantaranya adalah Kwee Thiam Hong, Ong Kay Sing, Tjio Djin Kwie dan Liauw Tjoan Hok.


Itulah peran dan biodata Sie Kok Liong dalam pergerakan nasional yang dapat saya sampaikan, mudah-mudah dapat bermanfaat untuk para pembaca.