NICA |
Tujuan Kedatangan NICA di Indonesia adalah untuk memperlancar usaha Belanda untuk menjajah Kembali setelah kekalahan Jepang pada perang Dunia ke 2 yang harus menyerah tanpa syarat kepada Sekutu
Hal tersebut membuat seluruh tentara Jepang berangsur-angsur kembali ke negerinya, dan harus menyerahkan wilayah kekuasaanya kepada sekutu, sedangkan untuk penyerahan tersebut dilakukan oleh Komando Asia Tenggara (SEAC) yang di ketuai Laksamana Lord Louis Mounbatten.
Untuk membantu tugasnya itu maka SEAC membentuk satuan komando khusus yakni AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) yang di pimpin Letnan Jendral Sir Philip Chiston.
Sedangkan untuk tugas AFNEI di Indonesia adalah sebagai berikut:
- menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang
- Membebasakan tawanan perang dan para warga eropa yang di tahan oleh Jepang.
- Melucuti senjata tentara dan orang Jepang sebelum di pulangkan ke negaranya.
- Menjaga Keamanan dan ketertiban
- Menghimpun keterangan guna mendukung penyelidikan seberapa pihak yang dicurigai sebagai penjahat perang.
Pengertian NICA
NICA adalah singkatan dari Nederlandsch Indiƫ Civil Administratie (Bahasa Belanda) atau Netherlands Indies Civil Administration dari bahas Inggris yang artinya Pemerindah Sipil Hindia Belanda.
Pengertian NICA adalah suatu organisasi semi militer yang di bentuk oleh Belanda dan Sekutu pada tanggal 3 April 1944 dan memiliki tugas yakni mengembalikan pemerintahan sipil dan hukum Hindia Belanda dari tangan Jepang untuk di serahkan kepada Belanda selepas perang dunia ke II usai.
Sejarah awal terbentuknya NICA adalah di Australia dengan tugas awal sebagai penghubung Pemerintahan Hindia Belanda dengan South West Pacific Area (SWPA) yang artinya Komando Tertinggi Sekudu di Pasifik Barat Daya.
Mereka bermarkas di Camp Colombia, Brisbane dan berada dibawah naungan Komando Sekutu, kemudian di awal 1944 Letnan Gubernur Jendral Hindia Belansa H.J Van Mook dan panglima SWPA Jendral Douglas MacArthur bersepakat bahwa wilayah Hindia Belanda akan diserahkan kembali ke NICA.
Namun kesepakan tersebut baru di tanda tangani pada tanggal 10 Movember 1944, tertunda akibat guncangan politis di Departemen Luar Negeri AS.
Tujuan Kedatangan NICA Di Indonesia
Awal mula kedatangan tentara Sekutu di Indonesia adalah pada tanggal 29 September 1945 guna melucuti para tentara Jepang, mereka datang mengatas namakan perdamaian sehingga disambut baik oleh rakyat.
Namun hal tersebut tidak bertahan lama, dan situasi berubah menjadi penuh kecurigaan dan bermusuhan setelah diketahui NICA pimpinan Van der Plass dan Van Mook ada didalam bagian tentara Sekutu.
Situasi semakin memburuk dikarenakan NICA mempersenjatai kembali KNIL setelah di lepaskan oleh Sekutu sebagai tawanan perang Jepang, tindakan ini timbul akibat adanya keingin Belanda untuk menguasai kembali Indonesia.
Tujuan Kedatangan NICA di Indonesia adalah untuk menjajah kembali Indoneaia dan keinginan tersebut di tentang habis-habisan oleh seluruh rakyat Indonesia yang sudah memproklamasikan kemerdekaanya, sehingga terjadi pengecaman dan pertempuran dimana-mana antara rakyat Indonesia dengan Sekutu dan NICA
Perbuatan itu semua diakibatkan sifat dan jiwa kolonial yang berada didalam diri mereka dan sudah ditanamkan berabad-abad yang lalu oleh nenek moyangnya.
Pertempuran terjadi dimana-mana dan rakyat Indonesia berhasil membuat para tentara Sekutu kerepotan, melihat kondisi yang kurang menguntungkan akhirnya sang Panglima AFNEI membuat pernyataan tentang pengakuan kemerdekaan Indonesia secara De Facto pada tanggal 1 Oktober 1945.
Penyataan sang Jendral di sambut bahagia oleh rakyat Indonesia dan para tokoh bangsa, bahkan pejabat RI mengulurkan bantuan untuk memperlancar tugas-tugas yang di emban AFNEI.
Tetapi Faktanya di setiap daerah yang di singgahi tentara Sekutu selalu terjadi peperangan dengan pihak RI akibat Sekutu dinilai tidak bersungguh-sungguh mengakui kedaulatan RI.
Sebaliknya pernyataan dari seku lebih menyudutkan RI dengan menuduh bahwa pemerintah Indonesia gagal atau tidak mampu menjaga keamanan dan menegakan hukum serta keadilan sehingga menimbulkan aksi terorisme dimana-mana.
Situasi ketegangan terjadi antara dua pihak ini di manfaatkan oleh Belanda yang memiliki niat tujuan untuk kembali menjajah Indonesia, maka melalui Panglima Angkatan Perang Belanda yakni Laksamana Helfrich menurunkan pasukanya guna membantu Sekutu.
Salah satu contoh pertempuran NICA di bandung yang sampai sekarang dikenal sebagai peristiwa Bandung Lautan Api.
Pasti kalian pernah mendengar peristiwa tersebut, yang mana hal itu sebagai tanda bentuk usaha perlawanan rakyat Bandung untuk melawan pasukan sekutu dan NICA.
Bermula pada bulan Oktober 1945 dimana tentara Sekutu dan NICA mulai masuk ke Bandung dan berusaha mengambil alih kekuasaan. Disaat itu pula mereka mengultimatum agar para pejuang di Bandung segera menyerah dan bersedia di lucuti senjatanya.
Penyataan tersebut sontak membuat marah para pejuang di Bandung, akhirnya pertempuran tidak bisa dihindari lagi dan terjadi dari bulan November 1945 sampai Maret 1946.
Tentara Sekutu dan NICA berhasil memojokan TRI (Tentara Republik Indonesia), dan mendesak untuk segera meninggalkan Kota Bandung.
Dengan alasan tidak rela bila Kota Bandung di kuasai penuh oleh Sekutu dan NICA maka TRI mendapatkan tugas untuk operasi Bumi Hangus.
Tugas itu disetujui melalui forum musyawarah MPPP(Majlis Persatuan Pejuang Priangan) dan disetujui oleh semua pejuang Republik Indonesia pada tanggal 23 Maret 1946.
Hasil Musyawarah kemudian sampaikan kembali oleh Kolonel Abdul Haris Nasution selaku Komandan Divisi III TRI dan memerintahkan pasukanya untuk mengevakuasi warga sipil saat itu juga.
Kemudian rombongan warga sipil berduyun-duyun meninggalkan Kota Bandung, barulah pada malam harinya terjadi oprasi Bumi Hangus dengan membakar Kota Bandung. dalam opeerasi ini seornag pejuang harus gugur setelah berusaha meledakan pabrik Misiu milik NICA di Bandung Selawatan, prajurit tersebut bernama Moh. Toha.
Tugas NICA
Sebagai mana yang telah disepakati oleh Departemen Urusan Luar Negeri AS bahwa tugas dan fungsi NICA adalah mengembalikan kembali kondisi di negara bekas jajahan Jepang yang sebelumnya merupakan bekas jajahan Belanda.
Mereka mengurus hal-hal yang berkaitan dengan keamanan, yakni melucuti senjata para tentara Jepang sebelum dikembalikan ke Negaranya.
Kemudian penegakan hukum, dikarenakan waktu itu masih terjadi kekosongan hukum(menurut NICA dan Sekutu) maka mereka merasa bertugas untuk membenahinya atas dasar menjaga keamanan.
Pemimpin NICA di Indonesia
Sejarah mencatat ada dua orang yang pernah menjadi pemimpin NICA di Indonesia yakni Habertus J Van Mook, Van der Plass.
Keduanya adalah boneka dari Panglima tentara Belanda, yang sengaja diutus guna membantu usaha Belanda untuk menjajah kembali Indonsia
Kesimpulan
Kedatangan tentara NICA ke Indonesia dengan membonceng pasukan Sekutu menjadi akar masalah dan menimbulkan konflik penyebab pertempuran diberbagai daerah di Indonesia.
Belanda berniat menjajah kembali dan RI bersikukuh mempertahankan kemerdekaannya, masalah disini semakin rumit sehingga menarik perhatian dunia Internasional untuk menyelesaikan konflik antara RI dengan Belanda.